Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, Sabtu (1/10/2016), menyerukan pada warga Korea Utara untuk meninggalkan negara mereka serta membelot ke selatan.
Pernyataan ini di sampaikan Presiden Park berselang satu hari sesudah seseorang prajurit Korea Utara berhasil melewati perbatasan ke-2 negara yang dijaga ketat untuk membelot.
Dalam satu pesan yang tidak sering sekali di sampaikan segera untuk rakyat Korea Utara, Presiden Park mengundang rakyat negeri tetangganya itu untuk nikmati kebebasan di Selatan.
" Kami tahu fakta pahit yang kalian hadapi, " kata Park dalam pidatonya di peringatan hari angkatan bersenjata Korea Selatan.
" Nilai-nilai universal kebebasan, demokrasi, HAM serta kesejahteraan yaitu hak-hak mengagumkan yang semestinya kalian nikmati, " lebih dia.
" Kami bakal buka jalan untuk kalian yang menginginkan temukan harapan serta nikmati kehidupan baru. Silahkan datang ke kebebasan di Selatan, kapanpun kalian ingin, " Park menyatakan.
Seruan ini nampak satu bulan sesudah wakil duta besar Korea Utara di London membelot ke Selatan, sekalian memberi Seoul peluru propaganda mengagumkan di dalam kemelut di Semenanjung Korea.
Jalinan ke-2 Korea ini meraih titik paling rendah mulai sejak puncak Perang Dingin pada 1970-an sesudah Pyongyang lakukan eksperimen kian lebih 20 rudal serta mengadakan dua tes nuklir th. ini.
Park memberikan, pembelotan yang dikerjakan rakyat Korea Utara untuk hindari kelaparan serta desakan semakin hari semakin jadi tambah.
Pada April lantas, 12 orang pelayan serta manajer tempat tinggal makan Korea Utara di China jadi berita paling utama sesudah mereka tiba di Seoul dalam satu pembelotan berbarengan yang tidak sering berlangsung.
Selama ini ada sekitaran 30. 000 warga Korea Utara yang meninggalkan negeri itu untuk hindari kelaparan, kemiskinan serta desakan penguasa. Mereka saat ini tinggal di Korea Selatan.
Tetapi, jumlah pembelot, yang umumnya meraih 2. 000-an orang satu tahun, alami penurunan sampai separuhnya mulai sejak Kim Jong Un berkuasa menukar ayahnya, Kim Jong Il yang wafat dunia.
No comments:
Post a Comment